Sabtu, 19 Desember 2015

PENGALAMAN MENDAKI GUNUNG RINJANI (part 1 )

gambar di ambil dari pengalaman gunung rinjianiPENGALAMAN MENDAKI GUNUNG RINJANI 

Hiking, Lombok, Pengalaman Mendaki Rinjani
Indonesia, negara yang selama ini saya tinggali, memiliki 500 gunung api. 129 di antaranya merupakan gunung api yang aktif. Jajaran gunung api tersebut disebut cincin api Pasifik (Ring of Fire). Menyebar 7.000 km di sepanjang sabuk vulkanik mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, kemudian berbelok ke Maluku, kemudian disambung dari patahan lempeng dari Filipina yang memanjang ke Sulawesi. Malu rasanya belum pernah mendaki satu pun gunung-gunung itu. Hingga… pada awal bulan November, saya seperti orang gila. Saya terinspirasi karakter Walter Mitty, sebuah film yang membuat imajinasi untuk pergi berlibur menjadi-jadi. Terlebih beranda akun facebook sudah lama dipenuhi foto-foto pendakian gunung oleh banyak teman saya. Sebelum beraktivitas kerja dan menyusun skripsi di 2015 saya ingin memeriahkan  pikiran. Saya ingin mendaki gunung (hiking) untuk pertama kalinya. Awal tahun 2014 sempat berencana ingin ke gunung Semeru, yang dikomentari teman-teman: “mendingan ke gunung yang gampang dulu deh, jangan langsung Semeru…” tidak tahu perhatian atau underestimate. hahaha. untuk rencana yang kali pertama Namun sayangnya rencananya gagal karena jadwal yang tidak memungkinkan. Processed with VSCOcam with c1 preset Setelah banyak membaca tentang pendakian di blog-blog orang, hati ini jatuh pada cerita-cerita pendakian gunung Rinjani. Gunung berapi tertinggi nomor 2 di Indonesia. Lebih tinggi sedikit dari gunung Semeru, dan katanya gunung tercantik di Indonesia. Rinjani kokoh menjulang 3.726 meter di atas permukaan laut di tanah Lombok, Nusa Tenggara Barat. di sekitarnya ada beberapa gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, yaitu Gunung Pelawangan (±  2.658 mdpl), Gunung Daya (±  2.914 mdpl), Gunung Sangkareang (± 2.588 mdpl), Gunung Buah Mangge (±  2.895 mdpl) dan Gunung Kondo  (±  2.947 mdpl). Bagi orang Hindu Bali dan suku sasak, Rinjani memiliki nilai spiritual. Rinjani adalah satu dari tiga gunung yang disucikan karena dianggap tempat tinggal para dewa, setelah Semeru dan Agung. Setelah mencari-cari travel backpacker yang budgetnya tidak mahal, akhirnya dapat juga. Saya suka konsep website mereka. Setelah (banyak) bertanya-tanya akhirnya deal. Mereka membuat group di WhatsApp khusus pendakian Rinjani. Kami bersepuluh, laki-laki dan hanya ada 2 wanita sahaja yang ikut di antaranya Andri, Arga, Aprim, Mas Ampuh, Rizal, Yoshua, Galuh, Hernadi dan Isnu,dan Untuk 2 wanitanya Mamai dan Cika , ada yang alumni UI, ITB, mahasiswa UGM dan karyawan swasta di Jakarta. Mereka teman-teman baru yang akan selalu bersama 7-8 hari kedepan. Meeting point di stasiun Lempuyangan Jogja, saya berangkat sendiri. Ada yang dari Bandung, Jakarta naik mobil, ketemu di Jogja dan di bandara Lombok .

28 Desember 2014, berangkat menggunakan KA Gaya Baru Malam dari stasiun Pasar Senen jam 11 pagi, tiba di stasiun Lempuyangan jam 8.30 malam. Kereta selanjutnya menuju Banyuwangi besok paginya jam 7.20. Alih-alih mencari penginapan untuk istirahat saya memilih menunggu yang lain dengan berkeliling Malioboro, makan gudeg dan lihat-lihat saja.. Tadinya kami mau menghabiskan malam di Malioboro bersama-sama, tapi mobil Arga bersama 4 orang lainnya mogok di jalan dan harus dititipkan di rumah warga di Kebumen. Setelah itu mereka menumpang  (dengan bayaran) mobil yang lewat hingga ke Jogja.  Mata terasa ngantuk.. akhirnya saya balik ke stasiun Lempuyangan jam 2.30.. ingin mencari penginapan tapi ragu, sayang uangnya karena hanya untuk tidur 2-3 jam saja. Akhirnya saya memilih tidur di kursi tunggu stasiun bersama banyak backpacker lain.

29 – 30 Desember 2014 Jam 6.30 kami semua berkumpul dan melanjutkan perjalanan ke banyuwangi hingga jam 8.30 malam. Sesampainya di stasiun Banyuwangi Baru, kami mengisi perut di warung makan.. di sana kami bertemu dengan backpacker lain. 2 diantaranya asal medan, mereka habis ke Bogor, Jakarta, Bandung, Jogja dan akan ke Lombok, balik Surabaya, Madura dan kembali ke medan. Seru sekali melihat foto-foto di handphonenya. Setelah selesai, kami berjalan menuju Pelabuhan Ketapang yang letaknya dekat sekali dari stasiun untuk menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. 20141230_053912 Menyebrang ke Gilimanuk membutuhkkan waktu sebentar, 35 menitan saja. Sampai di Bali sekitar jam 12 WITA. Kami beristirahat sebentar, dan melanjutkan perjalanan dengan bis ke Pelabuhan Padang Bai. Bis nya muatan 30 orang tapi saya rasa waktu itu diisi 35-40 orang. Sumpek! Hahaha. Semua Carrier diikat di atas bis, dan sepanjang perjalanan kami semua tertidur. Hujan deras cukup lama saat perjalanan yang membuat carrier basah meski sudah dipasang bag cover.untungnya tidak parah, beberapa barang saya bungkus plastik di dalam. Sampai di Padang Bai jam 4.30 pagi, kami naik KM. Gerbang Samudera 3 untuk menyebrang ke Pelabuhan Lembar, Lombok. Kapal berangkat meninggalkan pulau Bali jam 5.00. Sepanjang perjalanan yang kami lihat adalah pulau bali dengan gunung dan keagungnya, serta air laut yang biru dan bersih. Semakin indah ketika mendekati Lombok. Baru akan memasuki Pelabuhan saja saya sudah terpesona dengan keindahannya. dan bagaimana bisa sudah terbayangkan ketika saya berada di dalam, pastinya akan benar benar terkagum akan ke indahan alam serta isinya, jika sudah melihatnya langsung dengan mata kepala sendiri waah...terasa gugup dan takjub akan ke indahan Gunung Rinjani,

Memasuki Pelabuhan Lembar
gambar yang di ambil dari mendaki gunung rinjaniKami menginjakkan kaki di tanah Lombok jam 10 pagi. Perjalanan dilanjutkan naik Elf ke homestay di desa Sembalun Lawang. Kami sampai di sana siang hari. Hari pertama di desa, kami mencoba untuk jalan-jalan berkeliling kampung serta pemukiman yang berada di sekitar… Processed with VSCOcam with c1 preset Desa yang indah, dikelilingi perbukitan tinggi  yang menjulang dengan pemandangan gunung Rinjani, sawah dan perkebunan. Di depan homestay ada yang jual bakso! Sore hari kami tak sengaja lewat sebuah rumah yang sedang mengadakan syukuran perkawinan penduduk. Acaranya besok, tapi mereka mengadakan acara penyambutannya dengan makan-makan.sesuai dengan adat dan kebudayaan di sana, yg masak lauk pauk itu bapak-bapak, perempuannya masak nasi dan cuci perlengkapan makan. Kami ditawari, awalnya segan tapi mau juga.. hahaha Processed with VSCOcam with c1 preset      2015-01-18 10.25.14 1-1


bersama anak-anak desa Sembalun Lawang
Sebenarnya, rencana naik gunung Rinjani belum saya ceritakan kepada Ibu saya, saya hanya bilang akan berkeliling Lombok, beberapa teman juga sama. Sampai akhirnya setelah acara makan-makan bersama warga, kami mengobrol dengan seorang Ibu paruh baya penduduk asli sana. Kami bertanya-tanya banyak hal sampai akhirnya dia bercerita tentang Rinjani yang membuat kami merinding. Katanya belum lama ini ada turis bule yang meninggal di sana, dan beberapa tahun lalu, ada 7 pendaki yang meninggal juga, jasad mereka ditemukan berdiri, kaku dan ‘gosong’! Dia menasehati kami agar bersihkan niat, jangan bersikap sombong saat naik, jangan having sex, jangan buang sampah sembarangan, dan mendapat restu orang tua, terutama: Ibu. Kami tersentak. Tak lama setelah itu, kami telepon ke Jakarta untuk memberitahu niat mendaki Rinjani. Setelah saya browsing, ternyata memang benar, di tahun 2007, 7 pemuda ditemukan meninggal, namun tidak sedramatis yang Ibu tadi ceritakan. Jenazah mereka ditemukan dalam keadaan sudah mulai membusuk. Diceritakan penyebabnya adalah cuaca yang buruk. saat itu badai besar, mereka kedinginan dan kekurangan bahan makanan. Malamnya di homestay kami disuguhi makan malam daging rusa! Setelah itu kami habiskan dengan main kartu dekat api unggun yg dibuat di halaman, dan repacking untuk besok.

Hiking, Lombok, Pengalaman Mendaki Rinjani
Indonesia, negara yang selama ini saya tinggali, memiliki 500 gunung api. 129 di antaranya merupakan gunung api yang aktif. Jajaran gunung api tersebut disebut cincin api Pasifik (Ring of Fire). Menyebar 7.000 km di sepanjang sabuk vulkanik mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, kemudian berbelok ke Maluku, kemudian disambung dari patahan lempeng dari Filipina yang memanjang ke Sulawesi. Malu rasanya belum pernah mendaki satu pun gunung-gunung itu. Hingga… pada awal bulan November, saya seperti orang gila. Saya terinspirasi karakter Walter Mitty, sebuah film yang membuat imajinasi untuk pergi berlibur menjadi-jadi. Terlebih beranda akun facebook sudah lama dipenuhi foto-foto pendakian gunung oleh banyak teman saya. Sebelum beraktivitas kerja dan menyusun skripsi di 2015 saya ingin merecharge pikiran. Saya ingin mendaki gunung (hiking) untuk pertama kalinya. Awal tahun 2014 sempat berencana ingin ke gunung Semeru, yang dikomentari teman-teman: “mendingan ke gunung yang gampang dulu deh, jangan langsung Semeru…” tidak tahu perhatian atau underestimate. hahaha. saya pilih yang pertama. Namun rencana tersebut gagal karena jadwal yang tidak memungkinkan. Processed with VSCOcam with c1 preset Setelah banyak membaca tentang pendakian di blog-blog orang, hati ini jatuh pada cerita-cerita pendakian gunung Rinjani. Gunung berapi tertinggi nomor 2 di Indonesia. Lebih tinggi sedikit dari gunung Semeru, dan katanya gunung tercantik di Indonesia. Rinjani kokoh menjulang 3.726 meter di atas permukaan laut di tanah Lombok, Nusa Tenggara Barat. di sekitarnya ada beberapa gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, yaitu Gunung Pelawangan (±  2.658 mdpl), Gunung Daya (±  2.914 mdpl), Gunung Sangkareang (± 2.588 mdpl), Gunung Buah Mangge (±  2.895 mdpl) dan Gunung Kondo  (±  2.947 mdpl). Bagi orang Hindu Bali dan suku sasak, Rinjani memiliki nilai spiritual. Rinjani adalah satu dari tiga gunung yang disucikan karena dianggap tempat tinggal para dewa, setelah Semeru dan Agung. Setelah mencari-cari travel backpacker yang budgetnya tidak mahal, akhirnya dapat juga. Saya suka konsep website mereka. Setelah (banyak) bertanya-tanya akhirnya deal. Mereka membuat group di WhatsApp khusus pendakian Rinjani. Kami bersepuluh, laki-laki semua: Andri, Arga, Aprim, Mas Ampuh, Rizal, Yoshua, Galuh, Hernadi dan Isnu (awalnya ada perempuan 2 orang, tapi mereka mengundurkan diri beberapa hari sebelum hari H keberangkatan. Sedih juga. Hahaha). Mereka baru saya kenal, ada yang alumni UI, ITB, mahasiswa UGM dan karyawan swasta di Jakarta. Mereka teman-teman baru yang akan selalu bersama 7-8 hari kedepan. Meeting point di stasiun Lempuyangan Jogja, saya berangkat sendiri. Ada yang dari Bandung, Jakarta naik mobil, ketemu di Jogja dan di bandara Lombok .

28 Desember 2014, berangkat menggunakan KA Gaya Baru Malam dari stasiun Pasar Senen jam 11 pagi, tiba di stasiun Lempuyangan jam 8.30 malam. Kereta selanjutnya menuju Banyuwangi besok paginya jam 7.20. Alih-alih mencari penginapan untuk istirahat saya memilih menunggu yang lain dengan berkeliling Malioboro, makan gudeg dan lihat-lihat saja.. Tadinya kami mau menghabiskan malam di Malioboro bersama-sama, tapi mobil Arga bersama 4 orang lainnya mogok di jalan dan harus dititipkan di rumah warga di Kebumen. Setelah itu mereka menumpang  (dengan bayaran) mobil yang lewat hingga ke Jogja.  Mata terasa ngantuk.. akhirnya saya balik ke stasiun Lempuyangan jam 2.30.. ingin mencari penginapan tapi ragu, sayang uangnya karena hanya untuk tidur 2-3 jam saja. Akhirnya saya memilih tidur di kursi tunggu stasiun bersama banyak backpacker lain.

20141230_05391229 – 30 Desember 2014 Jam 6.30 kami semua berkumpul dan melanjutkan perjalanan ke banyuwangi hingga jam 8.30 malam. Sesampainya di stasiun Banyuwangi Baru, kami mengisi perut di warung makan.. di sana kami bertemu dengan backpacker lain. 2 diantaranya asal medan, mereka habis ke Bogor, Jakarta, Bandung, Jogja dan akan ke Lombok, balik Surabaya, Madura dan kembali ke medan. Seru sekali melihat foto-foto di handphonenya. Setelah selesai, kami berjalan menuju Pelabuhan Ketapang yang letaknya dekat sekali dari stasiun untuk menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. 20141230_053912 Menyebrang ke Gilimanuk membutuhkkan waktu sebentar, 35 menitan saja. Sampai di Bali sekitar jam 12 WITA. Kami beristirahat sebentar, dan melanjutkan perjalanan dengan bis ke Pelabuhan Padang Bai. Bis nya muatan 30 orang tapi saya rasa waktu itu diisi 35-40 orang. Sumpek! Hahaha. Semua Carrier diikat di atas bis, dan sepanjang perjalanan kami semua tidur. Hujan deras cukup lama saat perjalanan yang membuat carrier basah meski sudah dipasang bag cover.untungnya tidak parah, beberapa barang saya bungkus plastik di dalam. Sampai di Padang Bai jam 4.30 pagi, kami naik KM. Gerbang Samudera 3 untuk menyebrang ke Pelabuhan Lembar, Lombok. Kapal berangkat meninggalkan pulau Bali jam 5.00. Sepanjang perjalanan yang kami lihat adalah pulau bali dengan keagungnya serta air laut yang biru dan bersih. Semakin indah ketika mendekati Lombok. Baru akan memasuki Pelabuhan Lembar saja saya sudah terpesona dengan keindahannya.


Memasuki Pelabuhan Lembar
Kami menginjakkan kaki di tanah Lombok jam 10 pagi. Perjalanan dilanjutkan naik Elf ke homestay di desa Sembalun Lawang. Kami sampai di sana siang hari. Hari pertama di desa, kami jalan-jalan berkeliling… Processed with VSCOcam with c1 preset Desa yang indah, dikelilingi perbukitan tinggi yang begitu menjulang dengan pemandangan gunung Rinjani, yang di keliligi sawah sawah dan perkebunan. Di depan homestay ada yang jual bakso! Sore hari kami tak sengaja lewat sebuah rumah yang sedang mengadakan syukuran perkawinan penduduk. Acaranya besok, tapi mereka mengadakan acara penyambutannya dengan makan-makan. Kebiasaan di sana, yg masak lauk pauk itu bapak-bapak, perempuannya masak nasi dan cuci perlengkapan makan. Kami ditawari, awalnya segan tapi mau juga.. hahaha Processed with VSCOcam with c1 preset      2015-01-18 10.25.14 1-1


bersama anak-anak desa Sembalun Lawang
Sebenarnya, rencana naik gunung Rinjani belum saya ceritakan kepada Ibu saya, saya hanya bilang akan berkeliling Lombok, beberapa teman juga sama. Sampai akhirnya setelah acara makan-makan bersama warga, kami mengobrol dengan seorang Ibu paruh baya penduduk asli sana. Kami bertanya-tanya banyak hal sampai akhirnya dia bercerita tentang Rinjani yang membuat kami merinding. Katanya belum lama ini ada turis bule yang meninggal di sana, dan beberapa tahun lalu, ada 7 pendaki yang meninggal juga, jasad mereka ditemukan berdiri, kaku dan ‘gosong’! Ibu ibu itupun menasehati kami agar bersihkan niat, jangan bersikap sombong saat naik, jangan having sex, jangan buang sampah sembarangan, dan mendapat restu orang tua, terutama: Ibu. Kami tersentak. Tak lama setelah itu, kami telepon ke Jakarta untuk memberitahu niat mendaki Rinjani. Setelah saya browsing, ternyata memang benar, di tahun 2007, 7 pemuda ditemukan meninggal, namun tidak sedramatis yang Ibu tadi ceritakan. Jenazah mereka diketemukan dalam keadaan sudah mulai membusuk. Diceritakan penyebabnya adalah cuaca yang buruk. saat itu badai besar, mereka kedinginan dan kekurangan bahan makanan. Malamnya di homestay kami disuguhi makan malam daging rusa! Setelah itu kami habiskan dengan main kartu dekat api unggun yg dibuat di halaman, dan repacking untuk besok.

Cover dance BY|agen sbobet |Satubandar.com

  yuk dance... bareng gaya thailand terbaru memberikan kesan dan rasa kesenangan tersendiri walau terlihat lucu akan tetapi bagi penikmat dancing tidak ada kesan keanehan dalam memperagakannya boleh di coba di rumah pastinya kamu akan tertawa lepas setelah memperagakanya kalo boleh jujur sejujurnya Admin disini juga sudah memperaktekannya loh, membayangkannya saja sudah tertawa lalu bagai mana bisa saat melakukan dance seperti ini tidak bisa tertawa lepas. okey, untuk hari ini berbagi cerita lucu bersama admin hanya dance unik ini yang menyenangkan.