Kamis, 17 Desember 2015

Isyana Sarasvati Tetap Dalam Jiwa |agen sbobet |Satubandar.com

  Agen situs judi bola terpercaya, yang bisa di andalkan
dan di jamin 100% keamanan data data member kami dengan server berteknologi tinggi
dan sistem ke amanan yang lebih baik, percayakanlah HOKI anda kepada kami.
Terima kasih dan selamat bergabung!
satubandar.com

MIE kocok pak Haji Endan

ajibnya MIE kocok pak Haji Endan  wah... ini nih, yang tidak kalah enak dengan makan di restoan restoran mahal ke istimewaan Mie kocok pak Haji Endan terbuat dari mie pipih yang kenyal dan lembut, kelezatan kuahnya yang begitu melekat dilidah. untuk satu porsi mie kocok pak Haji Endan hanya Rp 15.000- murah meriah.
bagi pecinta kuliner yang ingin datang untuk ikut menikmati cita rasa yg menantang coba dah untuk datang ke kedainya pak Haji Endan yang yg terletak di depan rel kereta api menuju satsiun hall Bandung. berada difoodmarket di kios yang terbesar di jalan setia budi 42, dago 48, dan Braga99.
Ilustrasi Mie Kocok Pak Haji Endan, salah satu tempat wisata kuliner di Bandung yang murah meriah (foto : sebandung.com)

Jajanan Kekinian? Datang Aja ke JEC

Image result for Jajanan Kekinian? Datang Aja ke JEC Jajanan Kekinian? Datang Aja ke JEC  (sorotan di jogja)- Bertempat di jogja Expo centre, Xo Prodution bersama dinas pariwisata DIY,
producition bersama Dinas pariwisata menyelenggarakan sebuah kegiatn unik festifal jajanan kekinian dengan tajuk "Splad colors party"dalam Event ini akan di sediakan sebanyak
120 tenant dan 240 macam jajanan beserta makan Gratis.

Advertising & prootion kordination, mengatakan bahwa dalam Event kuliner sengaja di sebut kekinian karna kuliner di jogja saat ini memang sedang "ngehitz"dikalangan anak uda, selain itu ada event kalangan anak anak muda sebagai target segmentasi baik secara konsep maupun packagingnya.

"Tema yang hadir dalam event ini yakni SPLASH COLORS PARTY, diartikan karna event ini dikemas secar entertainment dengan menghadirkan parade DJ dan juga sexy dancer serta band band indie sebagai penghangat suasana sehingga manjadikan event yg sangat fenomenal nantinya.

panitia juga penyelenggara acar juga mengatakan, "bahwa akan ada event akan diadakan pua beberapa acara pendukung seperti memasak bersama bersama chef ganteng, Bedah resep masakan , dan juga berbagai acara workshop sebagai sarana edukasi bagi anak anak mda.
"keheboah acara ini juga bertambah seru dengan adanyalomba makan wahanadan wahana permainan seperti Rodeo Ride dan Speaceball yg sangat menguras adrenaline sekaligus tantangan nyali bagi anak anak,"

selanjutnya panitia juga mengatakan selai beberapa acra tersebut, festifal jajanan kekinian juga menyajikan dan menyelenggarakan beberapa aktifitas seperti Body painting, Face painting, Nail art, Henna dan juga tatto.


By; m2i

Randol, Cendol yang Dibuat Kekinian

Randol yang ngehitz/Sorot Jogja - Yudha Randol, Cendol yang Dibuat Kekinian  Ketika berbicara soal kuliner yang tradisional memang telah banyak digemari lagi oleh masyarakat pada umumnya. Namun ketika soal jajanan yang kekinian, tentu saja tak sedikit anak muda yang kemudian ingin tahu dan menjajal kuliner-kuliner itu. Masyarakat mulai mencari kuliner yang tidak biasa dan unik, baik berupa makanan maupun minuman.
Salah satunya adalah Randol yang hadir sebagai salah satu pemeran dalam perkembangan kuliner yang kekinian saat ini. Kuliner unik ini, bersama minuman tradisional cendol, atau dawet dalam bahasa Jawa, Randol berinovasi. Randol ini mengganti salah satu bahan pelengkap cendol.
Salah satu yang menarik karena Randol ini terbuat dari tepung beras yang diwarnai dengan daun suji dan juga pandan. Randol semakin istimewa dengan di mixnya antara cendol, susu, es, dan gula jawa yang menjadikan sajian cendol ini “naik kelas”.
Berlokasi di daerah strategis Blok O, Randol Bantul hadir bagi para randolicious yang ingin menikmati segarnya menu RANDOL dengan suasana cafe yang nyaman dan free wi-fi. Tidak hanya itu saja, Randol Bantul juga ingin selalu eksis dalam memeriahkan dunia kuliner Jogja, salah satu caranya adalah dengan mengikuti Festival Jajanan Kekinian di JEC, tanggal 23-27 September 2015.
Nggak cuma cendol aja, Stand Randol Bantul juga menyajikan ketan susu aneka topping, KoKoRo Puding yang lembut dan lumer, serta Bakpao karakter atau Karapao yang bentuknya lucu. Dewasa dan anak anak pasti suka.

Perdamaian Untuk Pedalaman

Image result for Perdamaian Untuk PedalamanPerdamaian Untuk Pedalaman  Cerpen Karangan: Kemal H. Ramadhan
Lolos moderasi pada: 11 December 2015



“Aarrghh!!!” Alex mencoba menerjang pria besar itu dengan seluruh tubuhnya, untuk membebaskan Sandra. Pergulatan pun tak terelakkan. Tubuh Sandra terjepit di antara tubuh Alex dan Pria itu yang sedang bergulat.
“Kamu nggak apa-apa, Dek?” tanya Alex seraya memegang tangan Sandra yang gemetar, setelah Alex bergulat dengan Pria itu yang terjengkang ke jendela.
“Leher aku sakit, Kak.” jawab Sandra lemah, “Tangan aku juga sakit. Kamu nggak apa-apa kan Kak?”
“Nggak apa-apa.” kata Alex mengela napas dan menyeka keningnya yang berkeringat, dengan punggung tangan, “Cuma cape aja. Ayo, kita cari yang lain!”

“Rony sama Nadia di mana?” tanya Sandra panik.
“Pertanyaan bagus. Makanya kita cari dulu, jangan nanya di mana.” kata Alex agak kesal.
Mereka berdua pun berlari meninggalkan ruangan tadi. Terdengar suara dari depan bangunan, seperti suara orang yang sedang kesal dan suara senapan yang dikokang.
“Sial! Mereka bawa senjata!” kata Alex panik dan langsung menarik tangan kembarannya, “Ayo cari yang lain, terus kita balik!”

“Di mana kalian!!!” sahut suara menggelegar dari depan bangunan.
“Serahkan diri kalian, atau kalian mati di sini!!!” sahut suara yang lainnya dengan aksen Inggris.
“Ayo cepet!” kata Alex setengah berbisik, setengah berteriak, seraya menarik tangan Sandra.
“Di mana yang lain?” tanya Sandra khawatir, “Lindungi mereka, ya Allah!”
Sebuah anak panah meluncur dengan sangat cepat, tepat di atas kepala Alex yang sedang berjongkok di dekat meja tempat berkas tadi disimpan.

“Aaarrghh!!!” seseorang merintih. Tampaknya, anak panah itu mengenai sasaran.
“Alex! Sebelah sini!” sahut Rony setengah berteriak, di belakang sebuah lemari penyimpanan berkas.
“Rony! Di mana Nadia?” tanya Alex, setelah menghampiri Rony.
“Di belakang gue!” kata Rony, mengarahkan jempolnya ke balik punggungnya. “Sandra, lo nggak apa-apa?”
“Aku nggak apa-apa.” kata Sandra.
“lo gimana Al?” tanya Rony.
“Oke.” jawab Alex singkat.

“Bidikan bagus, Ron! Gue harap orang itu mati.” kata Sandra.
“Makasih. Al, berkasnya aman, kan?” tanya Rony.
“Di tas gue.” jawab Alex, seraya memegang tasnya, “Hubungi Pak Hasan. Biar dia langsung kirim pasukan ke sini!”
“Oke!” kata Rony yang langsung merogoh sakunya untuk mengeluarkan handphone.

“Halo, Pak Hasan! Ini saya, Rony, dari Satgas Anti Separatisme… Um, kami sedang berada di sebuah bangunan tua di tengah hutan Papua, tepatnya di daerah Sentani… Iya, Pak! Kami sudah menemukan bukti baru Pak… Iya… Tolong kirim pasukan apapun itu Pak, karena kita terkepung di sini oleh pasukan OPM. Mungkin Anak Buah Bapak bisa melacak keberadaan kami dari ponsel saya… Baik… Baik… Terima kasih, Pak!” percakapan antara Rony dam Pak Hasan via telepon pun selesai, “Tentara sama polisi dateng sekitar lima belas menit. Mereka datang pake Helikopter.”
“Bagus!” kata Alex, “Kita harus bertahan di sini lima belas menit, dan mungkin agak lama.”

“Di mana belati kamu, Al?” tanya Sandra menunjuk sisi celana Alex.
Alex panik. Pelindung satu-satunya hilang.
“Sial! Jatoh kayaknya!” kata Alex.
“Ambil punya gue!” kata Nadia, seraya menyodorkan belatinya kepada Alex.
“lo yakin?” tanya Alex.
“Tangan gue terkilir tadi pas mau kabur dari orang gede di ruangan sebelah sana. Dan gue bukan kidal.” kata Nadia.
“Oke.” kata Alex menerima belati Nadia.

Derap langkah kaki orang-orang itu terdengar mendekat. Mereka berempat bergerak secara perlahan dan beriringan ke luar dari tempat persembunyian mereka menuju ruangan yang aman. Rony mengangkat busur panahnya dan menarik talinya hingga tegang, mengarahkan anak panahnya ke arah datangnya pasukan OPM. Seseorang mendekat, dan Alex melihat seorang pria hitam dan bertubuh besar telanjang dada, memegang senapannya. Rony, yang melihat Pria itu, langsung melepas anak panahnya dan mengenai tepat di mana jantung berada. “Bagus, Ron!” puji Sandra.

“Awas!!!” kata Alex berteriak seraya menarik Rony dan Sandra.
DOR!!! Suara tembakan yang nyaris mengenai pelipis Rony. Rony dan Sandra jatuh dan menindih kaki Alex lalu mereka berdua kembali bangkit.
“lo nggak apa-apa?” tanya Alex kepada Rony.
“Gue nggak apa-apa. Bidikan mereka jelek.” kata Rony seraya memegang pelipisnya.
“Ayo!” kata Nadia.

Mereka berempat berlari meninggalkan bangunan itu. Sesekali, Rony melepaskan panahnya ke arah pasukan OPM yang dilihatnya, dan berhasil mengenai tujuh orang. Ketika mereka sampai di depan bangunan, mereka berempat dihadang oleh tiga orang tentara Australia dan tiga orang lokal bersenjata lengkap. Mereka terkepung. Alex panik. Dia, Alex, mengangkat belatinya.
“Stop it!” kata seorang tentara Australia, “I know you are all tired, and I am too. So just give up and we will not hurt you all!”
“Jatuhkan senjata kalian!” kata seorang pria lokal yang bertubuh pendek gempal, mengarahkan senapannya ke arah Rony dan Alex.
Rony menurunkan panahnya dan Alex melamparkan belatinya ke arah pasukan OPM.

“Alright! We gave up! Let us go!” kata Alex.
“Biarkan kami lewat!” kata Nadia ketakutan.
“Oh ya? Dan kami biarkan kalian melapor ke Polisi dan Tentara? Tidak! Kalian ikut kami ke markas!” kata Pria pendek.
“Jangan jadikan kami tawanan!” kata Rony.
“Kau takut kami bunuh, toh? Tak usah takut, kami orang baik.” kata Pria pendek.

“Kami tidak takut, dasar pengkhianat!” kata Alex.
“Berani sekali kamu ternyata.” kata seorang bule dengan aksen Bahasa Inggris.
“Saya tidak takut dengan ancaman dari orang asing seperti kamu!” kata Alex seraya membungkuk dan berusaha mengambil anak panah Rony yang dijatuhkan di dekatnya.
“Hey, easy!” kata seorang bule yang melihat gerakan Alex yang mencoba mengambil anak panah.

Mereka semakin terpojok. Tak ada jalan ke luar. Semua pasukan OPM menodongkan senapannya ke arah mereka berempat. Alex benar-benar panik dan merasa ajalnya sudah di depan mata. Di mana pasukan penyelamatnya? Pikir Alex. Seolah menjawab pertanyaan Alex di benaknya, Pasukan TNI berbaret merah menembakkan senapannya ke arah seorang tentara Australia. Lima orang lainnya terkejut dan mencoba lari dari para pasukan Kopassus.

“Kalian telah terkepung! Jatuhkan senjata dan angkat tangan kalian!” sahut seseorang melalui megaphone dari atas helikopter.
“Alexander! Alexandra! Rony! Nadia! Ayo ke mari!” sahut seorang personel Kopassus dari belakang.
Mereka berempat berlari ke arah personel itu.
“Kalian tidak apa-apa?” tanya si prajurit.
“Kami baik, tapi sangat panik.” kata Alex.
“Kata Pak Hasan, kalian punya berkas yang membuktikan bahwa ada pihak asing yang membantu Operasi Papua Merdeka. Apa kalian masih memegangnya?” tanya si Prajurit.

“Saya simpan dengan aman, Pak!” kata Alex.
“Bagus! Sekarang, ayo ikut saya menuju truk. Kami akan mengantar kalian menuju perkampungan suku Asmat dan kalian akan bertemu Pak Hasan di sana.” kata si Prajurit.
“Terima kasih, Pak!” kata Sandra.
“Ya, kami berterima kasih, karena Bapak dan pasukan yang lain datang tepat waktu.” kata Rony.
Mereka setengah berlari menuju truk milik Kopassus dan dikawal oleh seorang prajurit. Setelah lima menit berlari, mereka sampai di truk, yang sudah ditunggu oleh lima prajurit dan langsung naik ke belakang truk.

“Kita berhasil!” kata Alex kelelahan.
“Ya! Kita berhasil.” kata Nadia.
“Nggak salah lo jadi atlet panahan. Bidikan lo keren banget, Ron!” kata Sandra.
“Ya. Gue emang jagoan.” kata Rony seraya membusungkan dada.
“lo keren banget beneran!” kata Sandra.
“Udah, mujinya jangan lebay gitu.” kata Alex.

“lo sewot banget sih, Al. Emang si Rony bagus kan mainin panahnya?” kata Nadia.
“Iya sih, Nad, tapi lebay banget tahu.” kata Alex.
“Udah berisik ah! Gue mau tidur. Cape banget gue!” kata Rony.
“Emangnya lo aja yang cape? Gue juga kali.” kata Alex.
Nadia dan Sandra tertawa, “Yah, kita semua cape banget hari ini. Dan beruntung, kita semua selamat.” kata Nadia.
“Kita bener-bener beruntung.” kata Alex.

Alex membuka tasnya dan mengeluarkan tiga berkas.
“Itu cukup untuk Pak Hasan.” kata Rony.
“Ya. Kita berhasil dapet bukti ini.” kata Alex, “Dan kita bakalan dapet penghargaan dari Presiden.”
“Itu pasti, Al.” kata Nadia.
Mereka pun berbaring melemaskan tubuh mereka yang lelah. Di tengah perjalanan, Alex memperhatikan pepohonan yang dilaluinya.
Semoga ada perdamaian di dalam pedalaman ini, batin Alex.