Kamis, 31 Desember 2015

Asal muasalnya gunung lawu

Hasil gambar untuk gunung lawuUntuk Traveling kali ini perjalanan saya menuju gunung lawu dan sedikit pengetahuan yang saya dapat maka dari itu saya akan memaparkan cerita rakyat asal muasalnya Gunung lawu.

dimulai dari zamannya kerajaan majapahit (1400 m) pada masanya pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Brahwijaya ingkang jumeneng kaping 5 atau lebih seringnya lagi disebut pamungkas yang memiliki 2 orang istri. Dan istri yang pertama bernama Dara petak putri dari daratan Tiongkok dan dara jingga.dari Dara petak terlahir putra raden patah sedangkan dari istri yang bernamadara jingga terlahir putra yang bernama pangeran kantong.  Raden fatah setelah dewasa berpindah agama dia memeluk agama islam berbeda dengan ayahnya yang beragama budha.

Dan bersamaan dengan pudarnya majapahit, Raden fatah mendirikan kerajaan di glagah wangi (Demak)  dengan kondisi yang demikian Masygullah hati sang perabu. Sebagai raja yang bijak akhirnya pada suatu malam Raden Fatah bermeditasi memohon petunjuk kepada sang Maha kuasa. Dalam semedinya di dapatkannya wabgsit yang menyatakannya bahwa sudah saatnya Cahaya Majappahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah kekerajaan Demakndan ketika malam itu pula hanya disertai pengawalnya yang setia yang bernama Sabdopalon  meninggalkan kraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik kepuncak gunung lawu.

Sebelum sampai di puncak lawu. sebelumsampainya di puncak lawu raden fatah bertemu dengan dua orang kepala dusun yakni Dipa manggala dan Wangsa Manggala, sebagai abdi dalem yang setia  saat itu sang perabu bertitah "Wahai para abdikuyang setia sudah saatnya aku mundur, aku harus maksa dan meninggalkan dunia yang rammai ini. dan ketika itu pula raden fatah memberikan penguasaan gunung lawu ke pada abdi setiannyadan membawahi merapi /gunung merabu, merabu hingga gunung willis sehingga pantai selatan dan k utara sampai pantai utara dengan gelar sunan gunung lawu.

Dan kepada Wangsa Menggala, kau kuangkat sebagai patihnya, dengan gelar Kyai Jalak. Tak kuasa menahan gejolak di hatinya, Sabdopalon pun memberanikan diri untuk berkata kepada Sang Prabu: Bila demikian adanya hamba pun juga pamit berpisah dengan Sang Prabu, hamba akan naik ke Harga Dumiling dan meninggalkan Sang Prabu di sini. Singkat cerita Sang Prabu Brawijaya pun muksa di Harga Dalem, dan Sabdopalon moksa di Harga Dumiling. Tinggalah Sunan Lawu Sang Penguasa gunung dan Kyai Jalak yang karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya kemudian menjadi mahluk gaib yang hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Sang Prabu Brawijaya.

Twitter: @jagocasino3, FansPage: Catatan aku dan Tuhanku








Tidak ada komentar:

Posting Komentar