Sudah lam sekali sepertinya saya tidak menyapa dan menuliskan sesuatu di blog ini, hehe...
yang pertama karna blum sempat ada waktu untuk menulis, yg ke dua saya malas mencari poto untuk beka saya menulis. sebenarnya saya berencana untuk traveling lagi, padahal yang tahun lalu saja belum sempat saya tulis lagi, unutk sekarang saya memposting ini terlebih dahulu, mohon maaf kalau banyak lupanya, mananya juga manusia banyak lupa banyak salahnya juga....
Rencana ini perjalanan ini sebenarnya nggak kepikiran sebelumnya. Tiba tiba teman kuliah saya semasa kuliah duluyang hobi traveling, Rini merekomendasi trip perjalanan based on discound perjalanan by salah satu web del delan ( harga 28 ribu untuk 1 malam) Tindung,. begitu katanya awalnya saya pesimis ada yang mau ikut, pas saya tawarkan ternya tidak ada yang mau pada ikut.dan terpaksa saya ngalor ngidul ngidul cari partner in crime, ternyata gak usah jauh jauh, rekan rekan kerja saya ternyata setuju untuk ikut berangkat, walau hanya ber 4 orang saja itupun sudah termasuk saya.

dan akhirnya karcis ada di tangan saya. :)
haha...
namanya juga mode backpakcker, saya dan teman teman pada akurnya berangkat kejakarta dengan KA ekonomi yang paling murah, haha... tau gak berapa ?!!'cuma 3500 rupiah per orang, murah banget kan ??kami sudah excited banget jam 7.30 malam temg udah di setasiun purwokerto, walau keret baru ada jam8.17, hehe...
Untungya pastepat waktu keretanya datang jadi kami bisa langsung berangkat dan memulai perjalanan menuju jakarta (semoga lancar , AMIN) dan sampai di jakarta pun sekitar jam 02.12 sesuai dengan keterangan yang ada di tiket KAnya.

ini poto aku ambil waktu di stasiun kereta purwokerto sebelum berangkat.
Ternyata harapan nggak seindah kenyataan, haha… namanya juga kereta ekonomi, dikit-dikit berhenti, dikit-dikit harus diselip kereta laen. Saya dan temen-temen menjuluki kereta yang kami tumpangi adalah “kasta terendah di jalur perkeretaapian di indonesia” karena setiap ada KA lain lewat, dia berhenti! Betenya, kalo berhenti tuh panas bukan main (dulu KA ekonomi blm ada Acnya), jadi kami nggak bisa tidur kalau KA lagi berhenti. Walhasil jam 4.30 sampai di stasiun pasar senen (iya! Telat 2 ¼ jam!), kami masih ngantuk acak-acakan, ditambah harus buru-buru ke meeting point ke Muara Angke.
Kami ke Muara Angke naek taxi. Lumayan juga perjalanannya cepet karena masih pagi. Sepanjang jalan masih sepi karena libur. Jadi ongkos pun nggak terlalu berat di kantong (tapi saya lupa nominalnya berapa, hehe). Kami sampai di SPBU Dermaga Muara Angke jam 5 tepat. Sambil nunggu guide nya (yang ternyata telat sodara-sodaraaaaaaa),
kami antre sholat yang Masya Allah panjang banget karena banyak banget yang liburan. Bau amis ikan dimana-mana karena posisinya memang dekat dengan pasar ikan. Airnya asin,
Gambar 3: Ini dia bentor yang saya ceritakan, dan abangnya, hehe..
wow banget pokoknya. Tapi demi mental backpacker, kami nggak mengeluh,( sudah mulai terlihat perjuangannya haha... )

diambil dari foto teman seperjalanan kami yang
jago berenang + snorkelling tadi
Sampai di pulaunya, kami bingung ngapain. Hahaha..
beneran, belum keliatan mas-mas tour guide yang menunggu kami. Jadi kami makan bekal bawaan kami sambil celingak celinguk seperti orang hilang. Beberapa saat kemudian si mas-mas datang, dan menawari kami berangkat jalan kaki ke penginapan, atau naik bentor (becak motor), kendaraan umum satu-satunya disana. Jadilah kami naik bentor, karena katanya penginapannya cukup jauh
Penginapan yang dimaksud ternyata Cuma kamar seluas 5×6 m yang dipisah cowok dan cewek, tapi 1 kamar mandi di kamar yang cewek (kalau kamar mandi lainnya ada di lantai bawah, alhasil cowok2 pada mandi di KM bawah karena kelamaan nunggu cewek2 antri). Tidurnya ya Cuma di kasur busa untuk ber-5 cewek-cewek ini. Tapi, sepanjang bersama teman, tidur susah pun jadi senang disitu saya mulai merasa bahagia hehe.. Gambar 5: Ini bagian paling barat dari pulau tidung. Ada sekolah dan semacam tempat makan di pinggir pantai di sebelah baratnya
dan mulai agak siangan sedikit, kami mulai pada ribut untuk bisa keluar melihat pemandangan berhubung kami semua takut tersasar jadi kami cari tour guidenya untuk bisa snorkliling dan pergi ke ujung pulau (yang ada jembatan panjangnya, plus beraneka ragam olahraga air-nya) Setelah ribut minta , akhirnya diantar juga kami kesana (fyi, tour agent saya ini sepertinya agak kurang ok, itenary perjalanan kalau nggak di paksa minta di tepati ya mereka santai santai aja membiarkan kita sendiri). wow, ini pengalaman saya snor keliling!! :)
jujur sebenarnya agak parno dikit tapi ya.. coba buat semua terasa tenang kalau kalau di saat gugup yang ada malah ngerusak suasana snorkelilingnya hehe.... (tenang tenang semangatin diri ) :D
waktu dalam diam semua terasa aneh seperti ada yang kurang. setelah terpikirkan memang iya sih tidak ada canda tawa bareng kawan lain mungkun karna bingung mau ngapai. untungnya salah sorang teman satu team kami ( suami istri yang muda yang sedang berluibur dan sepasang backpacker lain oleh tour agent lainnya)sudah sering snorkeliling. Dia mengajarkan saya cara memakai maskernya dan membantu sya mengecek pelampung saya ( haha... soalnya saya tidak bisa berenang pemirsa :D )
walhasil saya serius belajar bernafas lewat mulut selama perjalanan kapal saya menuju snorkeliling ( ( jadi saya pake masker walaupunbelum masuk air )
Ternyata snorkelling menyenangkan juga. Walaupun kedalaman lautnya membuat saya ngeri jauh-jauh dari kapal. Jadi deh kami ber-4 hanya muter-muter snorkelling di sekitar kapal, hehehe…
Setelah snorkelling kami mencoba banana boat. Wuiiiih keren disinisudah mulai snorkeliling nya terasa sensasinya yang menyenangkan, walaupun saat dilempar ke air saya minum banyak air laut akibat ketololan saya berenang. Kami juga menyusuri jembatan legendaris pulau tidung, dan mengagumi indahnya pulau itu.
Image

Gambar 7: Inilah jembatan legendaris pulau tidung, yang menghubungkan tidung besar dan tidung kecil. Karena saya tidak menemukan foto jembatan sendirian, jadinya saya kasih bonus foto teman saya di jembatan itu
Saat senja mulai tiba, barulah kami balik ke penginapan. Capek bukan main tapi seneng banget. Oiya, lucunya, karena pulau tidung kan di tengah lautan, jadi mereka minim air tawar. Kalau mandi ya pakai air sumur yang ternyata masih banyak kandungan garamnya. Alhasil kalau membilas sabun, wuidihhh jangan tanya, sampai berember-ember pun masih berbusa! haha...
Setelah selesai antre mandi, ternyata tour agent sudah nyiapin makan malam buat kita, yaitu ikan bakar. heumm sedapnya…. ada sate cumi-cumi juga. Kami langsung kalap makan bareng-bareng ber-8. Puas rasanya makan setelah berolahraga air tadi. Jadi kami langsung bisa tidur nyenyak setelah itu.
Pagi-pagi kami sudah berpetualang lagi ke sekitar pulau. Kami diajakin ke tanjung barat pulau. Masih putihhhh banget pasirnya. Kami kalap mainan air ber-4. Setelah itu kami menuju saung pantai perawan, yaitu daerah yang banyak saung-saung penjual kelapa muda. Disana ada ayunan di pohon dan rumah pohon yang bisa buat mainan. Kami nongkrong disana sambil menikmati detik-detik terakhir kami di pulau tidung hingga hampir siang.
Saat tengah hari, kami balik ke dermaga pulau tidung, bersama puluhan (mungkin sampai berapa ratus) orang lainnya, mengantre agar bisa diangkut kapal ke jakarta. Udah mirip pengungsi, kami pun rebutan masuk kapal. ada waktu yang lebih seru lagi rebutan karena kami udah punya tiket kereta jam 7 malam. Jadi saat kapal jam 1.30 berangkat dari tidung, walaupun susah, penuh, ribet, kami tetep ikut berdesakan dan akhirnya pun terangkut ke muara angke lagi.
Sampai di muara angke kami balik ke stasiun pasar senen naek taxi, tapi badan kami udah remuk redam Jadilah ide brilian kami muncul, walaupun agak memberatkan kantong. Kami menukar tiket KA ekonomi kami dengan yang bussiness class (naek kasta!). Nggak apa2 deh agak mahal, soalnya kami sudah nggak sanggup lagi berdesak-desakan di KA ekonomi dengan resiko telat lagi sampai purwokerto.
Jadi setelah kami dapatkan tiket baru kelas bisnis, karena masih sore kami memutuskan berangkat dari gambir saja. Tujuannya ya, agar bisa mampir dulu dong ke Monas…hehehe…. Jadilah kami memaksa sopir taksi mau mengantar ke monas, nyempetin kita foto-foto dulu sebelum akhirnya diangkut KA senja utama dari gambir ke purwokerto………
Perjalanan traveling itu sebenarnya adalah perjalanan jiwa (kata Trinity si-naked traveler). Kami belajar banyak hal, seperti berfikir spontan disaat plan nggak ada yang jalan, bertoleransi ke temen-temen lain untuk menahan emosi walaupun sama-sama capek dan keadaan nggak enak, belajar kepepet, hehehe… dan perjalanan biasanya lebih melekatkan pertemanan satu sama lain. C U at the next trip!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar